Titanium.News.Id.Banyuwangi – Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi memastikan kasus dugaan vandalisme di Pasraman Purwa Dharma 6 tidak ada kaitannya dengan konflik SARA.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua FKUB KH. Muhammad Yamin usai mendatangi langsung lembaga pendidikan anak non formal umat Hindu tersebut bersama Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, Rabu (05/02) sore.
“Begitu saya mendengar informasi tersebut, saya langsung telpon ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia). Dan ketua PHDI langsung mengecek ke bawah. Dan sekarang FKUB bersama Kapolresta datang langsung ke sini,” kata Muhammad Yamin yang juga Ketua MUI Banyuwangi ini.
Setelah mengklarifikasi langsung ke pengelola Pasraman, kata Yamin, kasus vandalisme tersebut dipastikan tidak ada hubungannya dengan konflik antar umat beragama.
“Sesuai yang disampaikan Pak Darsono, Ketua Pengemong Pasraman bahwa memang ada kejadian. Tapi kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan kerumunan antar umat beragama,” katanya.
Bahkan, kata Yamin, informasi terkait adanya pengerusakan kitab suci umat Hindu tidaklah benar. “Tidak ada perusakan kitab suci. Yang dirusak adalah buku tulis biasa yang akan dijadikan hadiah untuk anak didik saat Hari Raya Galungan,” tuturnya.
Mengenai aksi vandalisme itu, FKUB menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk mengusut kasus tersebut. “Hal-hal lain (kasus pidana) kita serahkan kepada aparat kepolisian untuk menindaklanjuti, sehingga tidak terulang di kemudian hari,” tegasnya.
Sementara Ketua PHDI Banyuwangi, Suminto meminta agar umat Hindu di agar tidak berprasangka buruk terkait kasus ini. Hendaknya peristiwa ini menjadi evaluasi dalam bersosial masyarakat.
“Sebagaimana yang disampaikan FKUB, kita membangun keharmonisan dengan upaya keras. Jangan berburuk sangka, yang berakibat keharmonisan ini musnah. Cobalah kita intropeksi. Bisa jadi umat kita sendiri pelakunya, karena sampai sekarang pelaku dan motif belum diketahui,” ujarnya.
Selanjutnya, Suminto menghimbau umat Hindu untuk meningkatkan keamanan khususnya di tempat-tempat sakral. Sebab beberapa waktu lalu juga ada aksi pencurian di beberapa pura.
“Bila perlu pasang CCTV karena di beberapa pura terjadi pencurian gamelan. Seperti di Siliragung, Purwoharjo, Tegaldlimo dan Muncar,” imbuhnya.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara mengaku akan segera melakukan penyelidikan awal mengenai kasus tersebut. “Kita penyelidikan awal terkait pidana pengerusakan buku anak sekolah. Kita juga akan melihat ke depannya apa ada unsur pidana pencurian, karena ada beberapa alat yang hilang,” pungkasnya. (tyo_0205)