Titaniumnews.id.BANYUWANGI – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi menggelar nonton bareng (Nobar) film Sayap-sayap Patah di New Star Cineplex (NSC) Banyuwangi bersama ratusan personel, pengurus Bhayangkari, perwakilan Tokoh Agama (Toga), tokoh masyarakat (Tomas), sebagian jurnalis dan perwakilan pengurus GMNI, pada Selasa (30/8) siang.
Hadir langsung Kapolresta Banyuwangi Kombespol Deddy Foury Millewa, Ketua Bhayangkari Cabang Kota Banyuwangi Ny. Reny Foury Millewa, PJU Polresta, Polwan dan anggota Polresta serta perwakilan Toga/Tomas, awak media dan perwakilan pengurus GMNI.
“Banyak pesan positif yang dapat diambil dari isi film tersebut. Terutama dalam rangka meningkatkan sikap patriotisme dan nasionalisme terhadap NKRI,” kata Kapolresta Deddy.
Menurutnya film Sayap-sayap Patah yang dibintangi Nicholas Saputra dan Ariel Tatum itu sangat mengharukan. Penonton bisa menyaksikan bagaimana perjuangan aparat kepolisian dalam menangani tersangka kasus terorisme.
“Ceritanya mengharukan, bagaimana pengorbanan dari petugas kita dalam melakukan penanganan para tersangka kasus terorisme. Dari peristiwa itu banyak juga pelajaran yang dapat kita ambil,” ujar Kombespol Deddy usai menyaksikan Sayap-sayap Patah.
Kapolresta menyebut, seluruh elemen masyarakat bisa meneladani sosok polisi yang digambarkan dalam cerita film yang diangkat dari kisah nyata ini.
“Di dalamnya ada nilai-nilai patriotisme, kesetiaan dan cinta. Terutama sosok istri dari anggota Densus 88,” bebernya.
Kombes Pol Deddy melanjutkan, dalam film tersebut juga digambarkan anggota polisi yang bertugas untuk negara. Didalamnya tergambar pengorbanan dalam menumpas terorisme di Indonesia.
“Harapannya film ini bisa menumbuhkan semangat dan mental anggota Polresta Banyuwangi. Tetap bersemangat, karena ini adalah pilihan kita untuk menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat,” ucap Kapolresta.
Menurutnya, dalam menjalankan tugas polisi banyak menghadapi tantangan. Ada kalanya tugas yang diemban cukup berat bagi anggota. Namun Kapolresta berharap anggotanya selalu bersemangat menjalankan tugasnya. “Berat dan ringannya tetap semangat dalam bertugas,” pintanya.
Film Sayap-sayap Patah diangkat dari kisah kerusuhan di Mako Brimob 2018 silam. Saat itu para narapidana terorisme melakukan perlawanan dan menahan 5 petugas Densus 88 yang bertugas.
Dalam kejadian ini, 5 orang anggota Densus meninggal menjadi korban aksi para Napi terorisme. Film ini juga memotret salah satu anggota Densus 88 yang tewas, padahal ia tengah menanti kelahiran anak pertamanya.
Kapolresta Banyuwangi menyatakan bahwa dari film tersebut, penonton tergugah karena ternyata menjadi seorang abdi negara mempunyai beban yang berat. Di satu pihak harus berjuang untuk menjaga keamanan yang merupakan tugasnya, tapi di lain pihak juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga.
“Itu sedih sekali, menjadi dilema ketika ia harus memilih antara menyelamatkan keluarga atau menjalankan tugasnya sebagai polisi, dalam hal ini Densus 88. Tapi tadi di ending kita melihat ternyata dia menjadi martir buat pekerjaannya,” beber Kapolresta.
Kombes Pol Deddy juga berpesan pada masyarakat terutama generasi muda agar bersama-sama menghadapi ancaman bahaya terorisme yang menghalalkan kekerasan ekstrem. Semua elemen masyarakat, kata dia, harus senantiasa mengantisipasi dan mewaspadai jangan sampai ketentraman di dalam bermasyarakat dan kehidupan berbangsa dan bernegara ini menjadi terganggu.
“Senantiasa kita terus meningkatkan kewaspadaan kita, kita terus melakukan langkah-langkah pencegahan jangan sampai paham terorisme berada dalam lingkup keluarga kita, tetangga-tetangga kita dan masyarakat kita yang harus kita jaga bersama,” tegas Kapolresta Banyuwangi.(tyo_3008)