Kapolresta Banyuwangi, Tradisi Megengan Bagian dari Memuliakan Islam

0
909

Titaniumnews.id.Banyuwangi : Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Masrun Pasaribu menghadiri Tradisi Megengan Sarkub, nyekar dan menyulam silam sesepuh leluhur nahdlatul ulama’ Banyuwangi.

Selain Kapolresta Banyuwangi dan jajaran Forkopimda kegiatan yang dipusatkan di Desa Jalen, Setail Genteng Banyuwangi tersebut dihadir oleh KH Abdussalam Shohib (cucu KH Bisri Syansuri Jombang), Lora Dimyati bin KH Muhammad (cicit Syaikhona Cholil Bangkalany), Lora Karor bin KH Abdulloh Aschol (cicit Syaikhona Cholil Bangkalany), Lora Syamsuddin – Sampang (Wakil Katib PWNU Jatim).

Kapolresta Banyuwangi mengatakan, acara ini merupakan momentum yang sangat baik untuk mengenalkan tradisi megengan kepada generasi milenial, karena disiarkan secara live melalui NU Online Banyuwangi Channel.

“Kegiatan megengan ini bagian dari ikhtiar kita memuliakan agama Islam,” ujar Kombes Pol Nasrun saat ditemui awak media di Setail, Genteng pada Jumat (01/04/2022).

KH Abdussalam menyampaikan bahwa tradisi megengan yang merupakan pengamalan terhadap anjuran Nabi Muhammad SAW untuk bersedekah makanan kepada orang lain. Misalnya anjuran Rasulullah SAW untuk memperbanyak kuah ketika membuat makanan agar dapat diberikan kepada tetangga sekitar. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadist Nabi.

“Dari Abi Dzarr RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, dan bagi-bagikanlah kepada tetanggamu.” (Shahih Muslim, 4785)

Menurut ulama’ asal Jombang tersebut hadits yang berisi anjuran untuk bersedekah dengan sesuatu yang sederhana dan disenangi oleh tetangga. Masalah sedekah itu bisa berwujud kuah, bubur, nasi kuning atau apem seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat pada sehari menjelang Ramadhan. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Makkah dan Madinah bersedekah roti, laban, atau ‘ashir (sari buah) pada musim haji secara tetap setiap tahun.

“Perbuatan ini juga merupakan kebiasaan ulama’ salaf dari kalangan tabi’in. Mereka senantiasa memberikan hadiah (berupa makanan atau lainnya) kepada sahabatnya, walaupun orang yang diberi itu bukanlah orang yang serba kekurangan'” jelas KH. Abdusaalam.

Beliau melanjutkan bahwa menurut Syaikh kami al-Arif al-Sya’rawi menyatakan bahwa para tabi’in memiliki kebiasaan memberikan hadiah kepada saudara-saudaranya. Mereka berkata, “Kami tahu bahwa engkau tidak membutuhkan benda yang kami berikan ini. tapi kami memberikannya kepadamu agar kamu tahu bahwa kami masih peduli dan menganggapmu sebagai sahabat.

“Oleh karena itulah, para ulama selalu mengajarkan untuk memperbanyak sedekah sepanjang waktu, khususnya pada waktu-waktu yang penting,” papar cucu KH Bisri tersebut. (Tyo_0104)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here