Titaniumnews.id.Banyuwangi – Senyum Ketua Divisi Hukum DPD PPNI Kabupaten Banyuwangi ini langsung mengembang, saat menyapa titaniumnews id.Banyuwangi yang sudah menunggu di ruang kerjanya, Puskesmas Paspan, Glagah, Banyuwangi pada hari Sabtu (13/02).
‘’Maaf ya sudah menunggu,’’ sapa dia begitu masuk ruangan.
Ruangan yang tidak terlalu lapang itu pun menjadi hangat dengan ceritanya dan sesekali tawa Achmad Yunus Setiawan, S.Kep.,Ners lulusan D-III Keperawatan Akper BLambangan tahun 1997, seolah mengerti apa yang dibutuhkan. Dari bibirnya, mengalirlah kisah perjalanannya menjadi seorang perawat, hingga saat ini dipercaya sebagai Kepala Puskesmas.
‘’Sebetulnya cita-cita awal saya menjadi seorang pilot, karena pada masa tersebut pilot merupakan profesi yang favorit dan idaman hampir semua anak muda. Tapi saya adalah orang yang realistis, begitu lulus SMAN 3 Banyuwangi (red : yang saat ini berubah nama menjadi SMAN 1 Banyuwangi atau dikenal dengan nama Smanta) pada tahun 1994 ada pembukaan pertama kali D-III Keperawatan di Akper Blambangan. Sehingga saya berpikir profesi dan keahlian perawat masih langka dan sangat dibutuhkan, maka dengan semua peluang yang menjanjikan tersebut, akhirnya saya pilih kuliah perawat,” kisah laki-laki kelahiran tanggal 4 Mei 1975 tersebut.
Pada perjalanan selanjutnya, ayah dari Tiara Maissie dan Khayla Almira setelah lulus D-III Keperawatan bekerja sebagai tenaga kontrak di RSUD Blambangan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2005.
Beruntung saat itu dia segera diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada tahun 2006 dan mendapatkan SK penempatan di RSUD Blambangan. Bahkan pada tahun 2013 sampai dengan 10 Pebruari 2021 dipercaya sebagai Kepala Ruangan IGD RSUD Blambangan.
“Menurut saya perawat adalah profesi yang sangat mulia, karena perawat profesi yang mengedepankan jiwa sosial, empati dan kepedulian terhadap kemanusiaan,” tutur Yunus yang menyelesaikan pendidikan S-1 Keperawatan tahun 2013 di Stikes Banyuwangi dan mengambil profesi Ners tahun 2014 di kampus yang sama.
Karir dari Bawah
Mengawali karirnya Di RSUD Blambangan, ia sebagai perawat pelaksana di ruang kanak-kanak tahun 1998 – 1999. Tahun 2000 berpindah ke ruang IGD sampai tahun 2005. Kemudian bertugas sebagai perawat pelaksana di ruang khusus selama tiga tahun dari tahun 2006 – 2009.
Selanjutnya pada 2010 sampai dengan 2011 perawat pelaksana VIP dan sebagai perawat pelaksana ruang bedah dan kecelakaan dari tahun 2012 – 2013. Selama tujuh tahun menjadi Kepala Ruangan IGD dalam rentang waktu 2013 – 2021 dan sejak Pebruari 2021, Yunus diangkat sebagai Kepala Puskesmas Paspan, Glagah, Banyuwangi.
‘’Yah berpindah-pindah, tapi saya mendapatkan pengalaman yang komplit,’’ ujar pria yang hoby adventure dan touring bersama keluarganya.
Sebagai ketua divisi hukum PPNI Kabupaten Banyuwangi yang membawahi 29 DPK dengan ribuan anggota aktif. Tentu bukan pekerjaan mudah untuk mengelola anggota yang berjumlah ribuan terkadang ada anggota/perawat yang bermasalah dengan hukum maka dengan manajemen yang benar, semua tantangan bisa dilewati.
Suami dari Anita Lusiani tersebut menuturkan pengalaman yang paling berkesan yaitu pada saat dia dan rekan-rekan perawat pengurus PPNI lainnya menjadi instruktur pelatihan kegawat daruratan (BTCLS) ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, di mana dalam perjalanan membutuhkan waktu yang begitu panjang dan memacu adrenalin. Bayangkan dari kota Pontianak menempuh perjalanan darat selama 10 jam dengan melewati areal lahan hutan dan perkebunan sawit serta kondisi jalan yang tidak mulus.
Dalam menjalankan profesinya Yunus mempunyai sebuah motto “KERJA dan DOA” yaitu :
K-omitmen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan;
E-tika dalam perbuatan;
R-esponsive dalam menanggapi keluhan pasien;
J-ujur dalam perbuatan;
A-kuntabel dalam pekerjaan;
D-edikasi untuk NKRI;
O-ptimis untuk menjadi yang terdepan;
A-manah dalam mengemban tugas.
“Ini merupakan pertama kalinya saya diberikan amanah sebagai Kepala Puskesmas, maka saya berharap masukan, kritik dan saran dari semua pihak. Baik di internal maupun ekternal. Internal, saya akan berusaha memberikan keteladanan karena satu keteladan lebih berarti daripada seribu perintah. Eksternal, saya akan selalu melakukan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dengan semua pihak guna menunjang keberhasilan Puskesmas dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai fasilitas kesehatan di tingkat pertama,” pungkas Yunus.
Dalam profesi apapun modal dasar yang sangat diperlukan adalah rasa peduli, profesional dan militan. Peduli yaitu sikap simpati dan empati kita terhadap permasalahan yang terjadi, baru akan timbul sikap professional artinya akan memberikan layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidangnya dan menumbuhkan sikap militan yaitu penuh pengabdian, penuh semangat. (tyo_1302)