Titanium.News.Id.Banyuwangi : Elemen lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi sepakat menjaga persaudaraan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Mereka mendeklarasikan ‘Cinta Damai’ dan tidak terprovokasi dengan tragedi umat muslim yang terjadi di negara India.
Deklarasi ini digelar di Mapolresta Banyuwangi, Senin (02/03. “Kami forum kerukunan umat beragama Kabupaten Banyuwangi memilih cinta damai dan menyikapi setiap persoalan dengan arif dan bijaksana,” kata Ketua FKUB Banyuwangi, KH M.Yamin.
FKUB mengimbau agar umat beragama khususnya di Banyuwangi, tidak terpengaruh akan persoalan agama yang saat ini sedang memanas di India. “Mari percayakan penyelesaian ini kepada pemerintah melalui upaya-upaya diplomatik,” katanya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Drs. Suminto, M.M., mengajak umat agama Hindu di Indonesia untuk tidak ikut bereaksi dengan apa yang terjadi di India. “Kita harus mengedepankan kerukunan antar manusia dengan saling menghormati dan menyayangi sesama,” katanya.
Suminto menyebutkan, deklarasi cinta damai ini dilakukan oleh semua elemen umat beragama sebagai langkah awal untuk terus menjaga persaudaraan apapun yang terjadi. “Ini merupakan upaya pencegahan dini terhadap persoalan terkait agama. Sekaligus bentuk penguatan ikatan batin sesama umat beragama,” katanya.
Sinergitas beragama yang selama ini sudah terbangun kokoh di Banyuwangi, hendaknya tetap dijaga dan selalu menjadi prioritas utama dalam bermasyarakat. Terkait sejumlah reaksi yang timbul saat ini, Suminto dan umat Hindu memilih untuk memberikan kepercayaan terhadap Pemerintahan Indonesia.
“Sesuai ajaran agama yang kami dapatkan, tidak menyakiti dan tidak membunuh adalah dharma tertinggi. Nilai ini harus dipegang teguh umat Hindu dan jangan mencampuri urusan orang lain,” katanya.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyambut baik serta mendukung penuh upaya preventif yang diambil oleh FKUB ini. Menurutnya, deklarasi damai ini merupakan sebuah tindakan cegah reaksi yang diharapkan menstimulus umat beragama untuk menjalin kerukunan.
Soal hukum pidana, kata Kapolresta, memang menjadi tugas utama kepolisian dalam menegakkannya. Namun, soal kedamaian masyarakatnya ini merupakan tanggung jawab secara bersama. Baik kemandirian dalam memeluk agama, atau hidup berdampingan secara lintas agama.
“Kopi boleh dingin, kebersamaan harus tetap hangat. Mari tetap jaga persaudaraan ini tetap hangat dan utuh,” kata perwira dengan tiga melati dipundak ini.
Tak hanya umat Muslim dan Hindu saja, menurutnya kemesraan lintas agama di Banyuwangi ini juga melibatkan peran umat Kristen, Katolik, Budha, Konghucu dan semua kepercayaan yang ada. Dimana inti dari tujuan semuanya adalah hidup berdampingan dalam kedamaian, meski memiliki perbedaan kepercayaan.
“Terimakasih untuk FKUB. Jogo Banyuwangi untuk Indonesia maju, sudah menjadi harga mati,” kata Kapolresta. (tyo_0302)