Titaniumnews – Revolusi mental yang dilakukan oleh Polri terus dilaksanakan. Stigma negatif yang diarahkan kepada aparat kepolisian sangatlah kurang tepat karena pada kenyataannya dalam tubuh korp berbaju coklat ini telah melakukan revolusi mental para anggotanya. Hal ini hasilnya bisa dilihat dari banyaknya personil polisi yang baik dan bersahaja dalam menjalankan tugas maupun kehidupan bermasyarakat namun sangat jarang terekspos oleh media. Aiptu Ririn Nurfiah, anggota Polsek Banyuwangi.
Jika kita melihat sosok polisi wanita lulusan Bintara Angkatan XX tahun 1996 – 1997 ini, sekilas tidak ada yang istimewa. Rutinitas hariannya sebagai anggota Polwan terlihat biasa saja. Pagi sampai sore dia melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Dengan mengenakan seragam coklat lengkap dilengkapi atribut dinas dan jilbab untuk penutup kepala, Polwan yang bertempat tinggal di Jalan Ikan Wijinongko Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi, ini siap melayani masyakarat.
Aiptu Ririn setiap sore sepulang kerja memberikan pelajaran membaca kepada ibu-ibu yang buta huruf. Aiptu Ririn memberikan motivasi kepada kaum ibu yang belum bisa membaca dan terlihat mereka sangat antusias mengikuti pelajaran. Selain memberikan pelajaran membaca yang muridnya terdiri dari ibu-ibu Aiptu Ririn merupakan pencetus musala dan Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) Al-Ilham di Lingkungan Wonosari Pesisir, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Rutinitas sosial keagamaan itu dijalaninya bersama sang suami yang juga anggota polisi (provost), Aiptu Darmawan.
Kepedulian Aiptu Ririn Nurfiah terhadap masyarakat sekitar bukan hanya “anget-anget tai ayam”. Terbukti hari ini Senin, (08/07), Aiptu Ririn kembali menunjukan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat pinggiran dengan mengantarkan untuk melakukan pendaftaran anak dari keluarga kurang mampu agar bisa bersekolah.
Tahun ini, Veri Wicaksono telah lulus dari SD Tamanbaru Banyuwangi, dia sejak kecil, tinggal bersama neneknya di Jalan Ikan Lele Kelurahan Tukangkayu Banyuwangi, karena ibunya telah meninggal dan bapaknya kurang mampu untuk mengurusnya.
Neneknya tidak mampu memberikan biayai pendidikan bagi kelanjutan sekolah Veri, demikian juga dengan ayahnya, maka Veri terpaksa tidak mendaftar ke SMP, hingga masa proses pendaftaran dan penerimaaan peserta didik baru sekolah telah berakhir. Melihat keadaan ini Aiptu Ririn merasa terpanggil dan berkoordinasi dengan beberapa pihak, akhirnya Veri bisa diterima di SMPN 5 Banyuwangi.
“Alhamdulillah setelah berkoordinasi dan melalui proses yang sedikit melelahkan akhirnya Veri dinyatakan diterima di SMPN 5 Banyuwangi dan sudah melakukan registrasi penerimaan siswa baru, yang langsung diterima oleh Ibu Kepala Sekolah SMPN 5 Banyuwangi, Hj. Lilik Subekti, M.Pd,” tutur Aiptu Ririn setelah mendampingi registrasi Veri di SMPN 5 Banyuwangi.
Selain itu Aiptu Ririn menyampaikan bahwa Veri memiliki KIP (Kartu Indonesia Pintar), sehingga biaya pendidikannya ditanggung oleh pemerintah dan sekolah melalui program BOS dan SAS.
“Biaya pendidikan Veri nantinya akan ditanggung pemerintah melalui program BOS dan SAS. Saat ini masih ada satu kendala yaitu biaya seragam dan menjahit yang mencapai Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah), namun hal tersebut sudah mulai bisa diatasi, dengan cara iuran banyak pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan beberapa rekan anggota Polri. Saat ini kekurangan biaya untuk Veri tinggal Rp. 550.000,- (lima ratus ribu rupiah), yang akan dibayarkan kemudian,” ujar Aiptu Ririn. (Tyo_0807)